Laurensius Brindisi – Pujangga Gereja

    Author: Mice Channel Genre: »
    Rating


      Tanggal 21 Juli, umat gereja Khatolik mengenang riwayat orang kudus Laurensius Bridisi seorang Pujangga Gereja.

       Kesan pertama dalam sosok Laurensius Bridisi ialah bahwaia adalah seorang ahli bahasa. Disamping bahasa ibunya sendiri, yakni bahasa Italia. Laurensius mahir berbicara dalam berbagai bahasa, yakni; dalam bahasa Ibrani, Yunani, Jerman, Bohemia, Spanyol dan Perancis. Keahlian itu sangat membantu dia dalam mempelajari Kitab suci dan menikmatinya dalam bahasaaslinya.
    Laurensius lahir di Italia tanggal 22 juli 1559 dari pasangan William dan Elisabeth Russo. Nama yang diberi kepada Laurensius ketika ia lahir ialah Yulius Caesar. Kedua orang tuanya meninggal ketika dia menginjak usia remaja. Selanjutnya ia diasuh oleh pamannya dan disekolahkan di kolese Santo Markus du venice.

       Ketika berusia 16 tahun, ia masuk biara Fransiskan Kapusin di Venisia. Semenjak itu namanya diganti menjadi Laurensius. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Padua dalam bidang filsafat dan teologi. Akhirnya ia ditabiskan menjadi imam saat ia berusia 23 tahun. Karena kemampuannya, Laurensius dengan mudah mempelajari kitab Suci dalam bahasa aslinya.


       Atas permintaan Paus Klemens VIII (1592 – 1605), Laurensius banyak berkotbah di Italia bagi golongan Yahudi. Kemahirannya berbahasa Yahudi meyakinkan para Rabbi (Guru agama yahudi) bahwa ia seorang Yahudi beragama Kristen. Laurensius sangat terkenal dikalangna umat.
    Ia seorang imam yang baik dan sangat peka terhadap kebutuhan umatnya. Maka ia ditunjuk sebagai pemimpin biara Kapusin di Tuscany pada usia 31 tahun. Kemudian dia terpilih menjadi Superior Jendral Ordonya pada tahun 1602. Selain itu ia juga ditunjuk sebagai pembantu terdekat dan penasihat Sri Paus.


       Tugas – tugas yang dibebankannya membutuhkan suatu kebijaksanaan yang tinggi. Ia ternyata mampu untuk melaksanakan semua tugas itu dengan berhasil. Ketika dalam perjalanan menuju Lisabon untuk menemui raja Spanyol, ia jatuh sakit. Akhirnya ia meninggal dunia disana pada tahun 1619. Penghormatannya terhadap Kitab Suci dan kepekaannya terhadap kebutuhan umat menghadirkan suatu corak hidup yang sesuai dengan tuntutan umat abad XX (dua puluh).

    Leave a Reply

    Blogger templates

    Blogger news

    Blogroll